Sunday, July 22, 2012

For You, Dad.

Dan ini, untukmu Ayah.
Untukmu yang telah menjadi arah dalam hidupku.
Untukmu yang kini rambutnya telah memutih karena harus berpikir keras menghidupi kami sekeluarga.

Untukmu, orang yang seringkali membuat mataku berkaca di belakangmu setiap kali melihat keriput sedikit demi sedikit muncul di permukaan kulitmu.
Aku tidak menangis di depanmu, tidak.

Karena aku tau kau membenci airmata.
Bagimu airmata adalah salah satu tanda kelemahan, sedang kau selama ini mengajarkanku tentang ketegaran.

Terima kasih telah membuatku menjadi sepertimu, seorang pejuang  yang berani bagi keluarga.
Ketekunan dan ketegasanmu mengajariku tentang keberanian.
Bagimu, tidak hanya kaummu yang harus kuat dan berani, tapi juga kaumku, perempuan.

Terima kasih juga atas keringatmu yang kau teteskan setiap hari agar aku dan adik-adik dapat makan, tumbuh besar, berpendidikan dan kelak menjadi kebanggaanmu dan Ibu.
Terima kasih kau juga telah bersabar menunggu kami tumbuh dewasa.
Terima kasih atas perlindunganmu, 

terima kasih atas kedisiplinanmu,
terima kasih atas segala kehebatanmu, Ayah.



For You, Mom.

Entah kata apa yang tepat untuk memuji kehebatanmu.
Entah rangkaian kalimat manis seperti apa yang dapat menggambarkan kelembutan hatimu.
Karena kehebatan dan kelembutanmu melebihi kata-kata dan kalimat, Ibu.
Kau tidak mengenal kata ''sayang'' atau ''cinta'',

kau hanya tahu tentang bagaimana anaknya harus menjadi seorang manusia yang bersyukur pada Tuhannya,
kau hanya tahu tentang bagaimana anaknya tidak menghadapi kesulitan setiap harinya.
Oh, Ibu, itu benar-benar cinta dan sayangmu.

 Terkadang kau tunjukkan kelembutanmu dengan kata-kata yang terdengar kasar.
Namun aku tau, kata-kata yang kau rangkai menjadi kalimat  itu adalah sebenarnya kelembutan.
Kelembutan tulus dari hati untuk anaknya yang selalu salah paham, yang sering tidak menggubris, yang selalu menganggap dirimu ketinggalan jaman.

Maafkan aku, Ibu.
Aku rindu.

Rapuh

''Meski ku rapuh dalam langkah, kadang tak setia kepada-Mu. Namun cinta dalam jiwa hanyalah pada-Mu. Maafkanlah bila hati tak sempurna mencintai-Mu. Dalam dada ku harap hanya diri-Mu yang bertahta.''

Tuesday, July 17, 2012

What I know is life is not a choice, living it through is a choice. 

Monday, July 16, 2012

Song of the Day

DIA ada di 'Dalam Sini'

Suatu ketika Rasulullah SAW berjalan di Kota Makkah. Beliau melihat seorang wanita tua menunggu seseorang yang bisa dimintai tolong membawakan barangnya.
Benar saja, begitu Rasulullah lewat di depannya, ia memanggil, “Ya ahlal Arab! Tolong bawakan barang ini, nanti akan kubayar.”

Rasulullah SAW sengaja lewat di hadapan nenek itu karena bermaksud hendak menolongnya. Maka, ketika Rasulullah menghampirinya, beliau segera mengangkat barang-barang itu seraya berkata, “Aku akan mengangkatkan barangmu tanpa bayaran.”

Nenek tua itu amat senang mendengar perkataan tersebut karena selama ini amat jarang orang membantunya tanpa pamrih. Biasanya, walaupun tidak meminta, tetapi jika dia memberi bayaran, orang dengan senang hati akan menerimanya. Dia pandangi wajah Muhammad yang bersih dan teduh. Dia yakin anak muda yang menolongnya kini adalah seorang pemuda yang berbudi luhur.

Di tengah perjalanan wanita itu menasihati Rasul. “Kabarnya di Kota Makkah ini ada seorang yang mengaku nabi, namanya Muhammad. Hati-hatilah engkau dengan orang itu. Jangan sampai engkau teperdaya dan memercayainya.”

Nenek tua itu sama sekali tidak tahu bahwa pemuda yang menolongnya dan kini bersamanya adalah Muhammad, sang nabi. 

Maka, Rasul SAW berkata kepadanya, “Aku ini Muhammad...”

Nenek tua itu terperangah mengetahui pemuda yang menolongnya ada lah Muhammad yang diceritakannya. Maka, pada saat itu juga nenek itu langsung meminta maaf dan bersyahadat. Ia pun kemudian memuji akhlak Rasul. “Sungguh engkau memiliki akhlak yang luhur.”

Monday, July 2, 2012

Aristotle's Love Story


Pada suatu hari, Aristoteles bertanya pada gurunya.
"Bu, apakah cinta sejati itu?"

Sang guru pun menjawab,
"Berjalanlah lurus di taman bunga yg luas, lalu petiklah satu bunga yg terindah menurutmu dan jangan pernah berbalik ke belakang!"

Aristoteles kemudian melaksanakan apa yg dikatakan gurunya dan kembali dengan tangan hampa.

"Mana bunganya?" tanya sang guru.

Dengan perasaan haru, Aristoteles menjawab,
"Aku tidak menemukannya. Sebenarnya aku telah menemukannya, namun aku berpikir di depan pasti akan ada bunga yg lebih bagus lagi. Ketika aku telah sampai di ujung taman, aku baru sadar bahwa bunga yg aku temui pertama tadi, itulah yg terbaik. Tapi aku tidak bisa kembali lagi ke belakang."

Sang guru menerangkan,"seperti itulah cinta sejati, semakin kau mencari yg terbaik, maka kau tak akan pernah menemukannya. Jangan pernah sia-siakan cinta yg pernah tumbuh di hatimu, karena waktu tak akan pernah kembali."  

Free Book

Hai. Sudah lama tidak mem-posting sesuatu di halaman ini. Um, lagi lumayan sibuk, sih. Ini hari keempat saya magang di International Committee of the Red Cross (ICRC) Jakarta. Sebetulnya kerjaannya belum begitu banyak, masih banyak waktu kosong juga, itu juga yang bikin saya sering ngantuk, nothing to do. Bukan karena males, tapi Documentation Center tempat saya dan dua orang junior saya itu masih menjadi tanggung jawab dua anak magang lainnya dari UGM, Cula cewek hitam manis asal Flores, dan Lia asal Bekasi. Tugas mereka baru akan selesai pada 10 Juli mendatang, jadi sekarang ini adalah masa-masa transisi sekaligus masa pentransferan segala tanggung jawab yang nanti akan kita bertiga lanjutkan selepas dua rekan kerja kita itu selesai masa magangnya. Ya, waktu seperti ini yang membuat saya cepat bosan, lelah, ngantuk walau sudah mengkonsumsi dua samaoi tiga gelas kopi yang disediakan di kantor, dan....nggak sempat nge-blog. Hehehehe.

Okedeh ah, langsung saja pada topik yang sebenarnya dari post ini, free book. Saya dapat buku gratis. Buku yang baru di-launching dan sudah saya incar dari awal masa peluncurannya. Ini dia.


Berkat Twitter, saya tahu buku ini. Buka yang mengulas perbandingan antara Hukum Islam dan Hukum Humaniter Internasional. What a really interesting book!  Banyak hal yang tidak terduga dari buku ini. Saya memang belum baca keseluruhan buku, sih. Tapi sudah tau sedikit gambaran dari buku ini. Buku ini juga akan memperlihatkan adanya banyak kesamaan dalam ketentuan hukum perang yang diatur dalam Islam dengan ketentuan-ketentuan perang yang diatur dalam HHI. Just find the book so you will know. Happy raeding!


Judul Buku : Islam dan Hukum Humaniter Internasional
Editor        : Dr. Ameur Zemmali & Komite Internasional Palang ICRC
Halaman    : 468 halaman