Saturday, October 22, 2011

PRAY FOR THE WORLD

Kemarin sampai hari ini semua media massa memberitakan soal wafatnya pemimpin Libya, Muammar Khadafi, atau kalau di dunia barat lebih dikenal dengan nama Moammar Gaddafi. Gak jauh beda sih spelling-nya. Saat awal mendengar kabar kematiannya, spontan aku merasa senang. Hey, jangan salah paham dulu. Jangan menyangka aku bahagia atas kematian orang lain. Ini berkaitan dengan skripsiku yang memang study case-nya itu soal konflik di Libya, konflik yang dimulai sejak Februari 2011 lalu. Senengnya kenapa? Karena akhirnya skripsiku tidak membutuhkan banyak informasi dan data yang sangat berkelit-kelit akibat konflik Libya yang tidak ada akhirnya. Dosenku pun sedikit ragu dengan judul skripsiku, karena menurutnya agak susah mendapatkan informasi dan data yang konkrit selagi konflik tersebut sedang berlangsung. Apalagi kebanyakan skripsi atau disertasi yang sedikit mirip dengan judul skipsiku, biasanya mengambil sampel kasus yang jauh sudah lama berakhir, seperi kasus Sierra Leone di Afrika Selatan tahun 1995-1996 yang kemudian diangkat menjadi sebuah film berjudul “Blood Diamond” yang dimainkan oleh Leonardo Dicaprio Dkk. Terus ada juga kasus di Yugoslavia tahun 1992-1995 atau lebih dikenal dengan Kasus Bosnia tentang kejahatan genocida, pelenyapan dan pembunuhan satu ras tertentu. Dan masih banyak lagi konflik-konflik internal lainnya.

Sedikit bocoran, judul skripsiku itu:  



THE UN SECURITY COUNCIL ROLES IN THE SETTLEMENT PROCESS OF INTERNAL CONFLICT UNDER INTERNATIONAL LAW (A STUDY CASE ON LIBYA’S CONFLICT). 

Intinya aku pengen ngangkat soal keterlibatan dan intervensi Dewan Kemanan PBB di dalam konflik Libya bersama dengan NATO (North Atlantic Treaty Organization) dimana DK PBB notabene anggotanya adalah negara-negara super power terutama di bidang armada militer dan keamanan seperti Amerika, Inggris, Rusia, China dan Perancis. Itu tuh negara-negara penguasa dunia, makanya mereka mendapatkan hak spesial, hak veto. Sedangkan NATO sendiri anggotanya juga negara-negara super power yang ada di kawasan Atlantik Selatan negara Eropa, termasuk Perancis yang walaupun sudah keluar pada tahun 1969 dari organisasi militer NATO, Perancis tetap tergabung dalam organisasi politiknya. Semua orang ‘suka’ berpolitk! Dan, bukan itu inti dari tulisan ini :P

Balik ke topik, Khadafi wafat.
Innalillahi. Perasaan senangku atas kematian Khadafi benar-benar keterlaluan. Aku seperti manusia yang tidak punya hati. Sama halnya dengan pemberontak Libya yang menyiksanya sebelum membunuhnya. Ya, dari sebuah video yang di putar oleh TV Al-Jazeera memperlihatkan detik-detik bagaimana Khadafi ditangkap oleh para pemberontak dan di bawa ke kawasan gurun. Di sanalah  dia dibunuh dan disiksa sebelumnnya. Miris yaa, bahkan biadab. Seorang lawan yang sudah lemah dan memohon untuk tidak dibunuh malah terus disiksa tanpa ampun seolah itu bukan untuk menghukum semua perlakuan buruknya selama ini, tapi seperti hanya untuk kesenangan mereka, para pemberontak. Bagaimana bisa sekelompok makhluk yang mengatakan mereka manusia, tapi tidak memanusiakan manusia? Walaupun manusia yang mereka siksa dan bunuh itu adalah merupakan penjahat kemanusiaan. Apa mereka akan terlihat lebih baik, lebih mulia, atau lebih suci setelah membunuh manusia yang telah menjadi musuh kemanusiaan? Aku percaya tidak! *Pake acara foto bareng mayatnya Khadafi dengan penuh kegembiraan lagi. Ih, dikira kontes foto apa? Ndeso!! #eh. Semoga yang foto bareng mayatnya itu hidupnya gak pernah tenang sampe anak cucu. Amin. #murka*

Semalam aku sempat mengobrol dengan salah seorang temanku mengenai kematian Khadafi melalui sms. Aku menjelaskan semua ketidaksetujuanku mengenai tindakan brutal dan tidak ‘berhukum’ seperti yang dilakukan oleh para pemberontak Libya terhadap Khadafi. Dalam hukum humaniter internasional yang pernah kupelajari di bangku perkuliahan, tindakan menyerang apalagi membunuh lawan yang sudah angkat tangan dan menyerah itu sangat dilarang, sekalipun dia adalah orang yang sangat bersalah, ada hukum yang berlaku. Ditambah lagi, sepengetahuanku, di dalam agama yg kuanut, agama islam pun tidak memperbolehkan membunuh siapapun kecuali untuk alasan-alasan tertentu yang berhubungan dengan keagamaan. Tidak semudah itu membunuh orang lain, banyak hal rumit yang harus dipertimbangkan. Lalu temanku mempunyai pendapatnya sendiri, “Ya wajar aja dia dapat perlakuan kayak gitu dari rakyatnya sesuai dengan apa yang udah dilakukan. Anggap aja itu hukuman buat dia di dunia. Lagian kita kan gak tau gimana perasaan rakyat Libya itu, mungkin mereka ngerasa itu hukuman yang setimpal buat dia, mungkin mereka juga ngerasa kalau nantinya Khadafi gak bakal terima hukuman dari pengadilan yang sesuai dengan kesalahannya.”
Kurang lebih seperti itu bunyi smsnya (smsnya udah keburu kehapus). Hal pertama yang terlintas di kepalaku saat membaca pesan itu, “#eaakkk, si Ririn tumben bicaranya bijak :D”. Bener juga sih apa yang dikatakan temanku itu, untuk kalimat terakhirnya ya. Hukum di dunia ini memang aneh, prinsip equality before the law atau persamaan di hadapan hukum tinggal kenangan. Semua sudah berlalu, seperti sepasang kekasih yang dulu pernah bersama, tapi sekarang tidak lagi #eaakkk  (yang kalimat terakhir itu ngaco cyiinn). Tapi menurutku tetap saja tidak harus memperlakukan lawan dengan perlakuan yang sama yang pernah dia lakukan. Kalaupun hukum di dunia tidak bisa menghukumnya, bagaimana dengan hukum Tuhan?

Menjelang tengah malam, seorang teman di facebook men-share sebuah link news mengenai video detik-detik Khadafi dibunuh. Segera aku mengomentarinya, ini balas-balasan komentar kita:

Aku: Ini yg aku ga suka, maen asal nyiksa lawan yg udh lemah n nyerah. Memang sih dy pntes dpetin hkuman, tp bkn dgn cra brutal kyk gtu. Ntr yg ada mlah dunia jd dunia brutal2an ..

Teman: now he has freedom in heaven.. Pray for Khadafi

Aku: Cma tuhan yg tau dmna dy pantas ditmpatin, dunia ini trlalu byk konspirasi, ga tw sypa yg bnar dan siapa yg salah.

Teman: jadi masih ragu juga kalo Amerika itu salah??
Aku: Aku ga blg amerika bner ato khadafi salah, kyknya qe msti bca lg sejarah knpa khadafi dmusuhin sma rkyat bhkan anaknya, yg aku tau dy itu pnjhat kmanusiaan. Skrg kita ga ngomong soal agama, tp soal kemanusiaan, krna agama kta jg mnjnjung tnggi kmnusiaan.

Well, teman, bukannya aku tidak setuju denganmu. Mengenai 2 komentarku yang terakhir, aku punya alasannya. Aku tidak berada di pihak Amerika ataupun Khadafi. Aku berada di pihak rakyat, karena aku juga salah satu dari rakyat. Dunia ini memang penuh dengan konspirasi, dan negara Adikuasa itu terkenal sebagai penyebarnya. Setelah wafatnya Khadafi, bisa saja mereka kembali mengintervensi sistem pemerintahan yang baru di Libya, minyak adalah tujuan utama mereka untuk memperkaya diri seperti yang pernah dilakukan di Irak dan Kuwait. Aku rasa semua orang pasti akan tergiur dengan sumber daya alam yang satu itu, hanya barangkali saja mereka tidak mampu mengolahnya, berbeda dengan negara-negara adikuasa itu. Lagi-lagi soal ilmu pengetahuan yaa. Khadafi juga tidak dapat dimaafkan atas segala perlakuannya terhadap masyarakat sipil di Libya, pembantaian massal terhadap keluarga-keluarga di Libya benar-benar telah bertentangan dengan prinsip kemanusiaan. Wajar saja rakyatnya bahkan beberapa anaknya memusuhinya. Bukan memusuhi, ada yang berbeda pemikiran, ada yang sempat mengkudetanya, ada juga yang sempat mengingatkannya untuk meninggalkan kelalimannya itu. Nah, dari situ saja sudah terlihat bahwa khadafi juga tidak benar, sama seperti halnya Amerika. Keduanya memanfaatkan kekuasaan.

(aduh! Kepanjangan)
Singkat cerita, bagaimanapun kejinya Khadafi dan berapapun nyawa melayang karenanya, tetap saja bagiku perlakuan para pemberontak pada detik-detik kematiannya itu sangat tidak manusiawi. Seperti bukan manusia. Lalu kalau sudah demikian, apa bedanya para pemberontak itu dengan khadafi? Toh sama-sama pembunuh kan. Kalaupun hukum manusia tidak dapat membalas suatu kejahatan, hukum Tuhan kan ada. Hidup di dunia ini cuma sebentar kok. Memang nasi sudah jadi bubur. Tapi setidaknya kita paham bahwa kejahatan atau perlakuan buruk apapun, jika dibalas juga dengan perlakuan yang sama, maka tidak akan ada habisnya. Di dunia ini hanya akan ada perang, perang sesama individu, perang sesama saudara sebangsa, hingga perang antar negara. Tinggal tunggu kiamat saja. Tapi bukankah jauh lebih baik kalau semuanya berakhir dengan indah?

#nowplaying Jflow – we are one

No comments:

Post a Comment