Sunday, July 22, 2012

For You, Dad.

Dan ini, untukmu Ayah.
Untukmu yang telah menjadi arah dalam hidupku.
Untukmu yang kini rambutnya telah memutih karena harus berpikir keras menghidupi kami sekeluarga.

Untukmu, orang yang seringkali membuat mataku berkaca di belakangmu setiap kali melihat keriput sedikit demi sedikit muncul di permukaan kulitmu.
Aku tidak menangis di depanmu, tidak.

Karena aku tau kau membenci airmata.
Bagimu airmata adalah salah satu tanda kelemahan, sedang kau selama ini mengajarkanku tentang ketegaran.

Terima kasih telah membuatku menjadi sepertimu, seorang pejuang  yang berani bagi keluarga.
Ketekunan dan ketegasanmu mengajariku tentang keberanian.
Bagimu, tidak hanya kaummu yang harus kuat dan berani, tapi juga kaumku, perempuan.

Terima kasih juga atas keringatmu yang kau teteskan setiap hari agar aku dan adik-adik dapat makan, tumbuh besar, berpendidikan dan kelak menjadi kebanggaanmu dan Ibu.
Terima kasih kau juga telah bersabar menunggu kami tumbuh dewasa.
Terima kasih atas perlindunganmu, 

terima kasih atas kedisiplinanmu,
terima kasih atas segala kehebatanmu, Ayah.



1 comment: